Selasa, 21 Agustus 2012

Minuman Soda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Setengah dari sekian banyak remaja AS pada 2006 masih bisa membeli soda berkalori tinggi di sekolahnya, namun minuman manis lainnya tetap tersedia di tempat itu, kata satu survei.
Peneliti Ann Arbor Universitas Michigan menemukan kecenderungan di dalam survei kepada lebih dari 1.900 sekolah publik, yang telah tumbuh sebagai institusi yang membuang soda dari mesin penjaja, toko sekolah, dan kafetaria.

Pelajar lebih tua yang bisa membeli soda di SMA turun menjadi 25 persen pada 2011 dari 54 persen pada 2006, sedangkan akses oleh siswa SMP yang lebih muda turun menjadi 13 persen dari 27 persen, berdasarkan studi yang diterbitkan di Arsip Pediatrik & Kesehatan Remaja pada Senin (6/8).
Namun minuman buah, minuman olahraga, dan minuman lainnya dengan tambahan gula dan kalori yang dapat menyebabkan obesitas dari waktu ke waktu, masih bisa dibeli dengan mudah di sekolah, kata studi itu. SMA-SMA di AS umumnya mencakup usia 14 hingga 17 tahun, sedangkan siswa SMP berusia 11 hingga 13.
"Sekolah-sekolah publik di kabupaten telah mendapatkan pesan bahwa minuman soda yang biasa tidak baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak kami," kata Yvonne Terry-McElrath, penulis utama studi itu dan peneliti di Institut Penelitian Sosial Universitas Michigan.
Hasil itu mencerminkan tren nasional karena konsumen berpindah dari tradisional, soda berkarbonat ke yang lainnya, minuman nonkarbonat yang konsumen lihat sebagai minuman yang lebih menyehatkan namun masih bisa memberikan kelebihan kalori dan gula. Hal itu juga muncul menjelang aturan yang lama tertunda dari pemerintah AS.
Departemen Pertanian (USDA) menetapkan jenis makan dan minuman apa yang bisa dijual di luar kafetaria. Aturan USDA lainnya tentang makanan di kafetaria pada awal tahun ini memicu kontroversi atas dibolehkannya Pizza (dengan saus tomat) sebagai menu hidangan sayuran.
Akses anak-anak terhadap minuman soda merupakan perhatian utama ahli kesehatan masyarakat yang menunjukkan bahwa semua minuman manis sebagai sumber utama kelebihan kalori yang dapat menyebabkan obesitas.
Minuman semacam itu harus dilarang di sekolah dan menyarankan minum air putih, susu rendah atau tanpa lemak, dan 100 persen jus buah dan sayuran tanpa tambahan gula, kata mereka.
Lebih dari sepertiga anak-anak AS mengalami kelebihan berat badan atau obesitas (jumlah ini tiga kali lipat selama 30 tahun terakhir), kata Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit.
Institut Kedokteran, bagian dari Akademi Nasional Sains yang memberikan konsultasi kepada pemerintah atas isu-isu terkait, telah menyerukan penghapusan soda biasa, membolehkan minuman olahraga hanya untuk atlet siswa tertentu, dan membatasi minuman diet atau bebas kafein untuk siswa SMA.
Studi lainnya di Arsip Pediatrik & Kesehatan Remaja bulan lalu menemukan sepertiga siswa SD masih dapat membeli minuman manis, kata peneliti Unviersitas Illinois di Chicago.
Studi Universitas Michigan tersebut menemukan minuman olahraga seperti PepsiCo Inc's Gatorade dan Coca-Cola Co's Powerade masih menjadi perhatian bagi pelajar yang lebih tua.
Lebih dari separuh siswa SMP (55 persen) dan sebagian besar siswa SMA (83 persen) masih dapat membeli minuman tersebut pada tahun akademik 2010-2011, yang berakhir Juni lalu, kata studi itu.
Sedangkan penurunan dari 72 persen siswa SMP dan 90 persen siswa SMA pada 2006-2007, jumlah tersebut masih terlalu tinggi, kata peneliti. Ahli kesehatan mengatakan minuman olahraga seharusnya dibatasi pada orang-orang yang melakukan olahraga dengan intens.
"Secara umum, orang masih menganggap minuman olahraga sebagai minuman kesehatan bagi anak-anak," kata Terry-McElrath.
Juru bicara USDA Regan Hopper mengatakan lembaga tersebut tidak bisa mengomentari studi itu tanpa tinjauan yang luas. Peraturan terhadap yang sering disebut sebagai makanan "kompetitif" itu dijadwalkan pada Desember 2011.
Kritikus menyalahkan tekanan dari anggota parlemen AS dan pelobi minuman industri atas penundaan itu. Hopper mengatakan Sekretaris USDA Tom Vilsack telah memintanya beberapa kali untuk mengulas proposal tersebut.
Pembuat minuman, termasuk Dr. Pepper Snapple Group Inc., menunjukkan pedoman penawaran pembatasan oleh sekolah yang mereka katakan telah efektif.
Penundaan peraturan USDA itu seharusnya untuk menutupi makanan dan minuman yang dijual di mesin penjaja sekolah, warung makanan ringan, toko sekolah dan kafetaria "a la carte". Sementara itu sejumlah sekolah di kabupaten lintas Amerika Serikat telah berupaya untuk membuat upaya sukarela untuk mendorong opsi mesin penjaja yang lebih sehat.
Studi itu didanai oleh Robert Wood Johnson Foundation, sebuah organisasi filantropi yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan di AS, dan memiliki tingkat margin kesalahan prosentase sekitar minus atau plus 4 poin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar