Salam sahabat Bolang......
Kini memang sudah saatnya, penduduk bumi, khususnya bangsa Indonesia
menyaksikan berbagai fenomena dan peristiwa yang dianggap aneh karena
faktor kelangkaannya, juga karena keterbatasan sistem penalarnya untuk
menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi. Jujur saja, masyarakat kita
terbiasa dengan kepasarahan total kepada tuhan. Segala sesuatu serta
merta akan selesai dibahas dan dicari jawaban solusinya hanya dengan
kalimat sederhana,”…..semua itu sudah menjadi kehendak dan bukti atas
kebesaran Tuhan”. Di satu sisi kalimat itu memang ada efek positifnya
manakala menghadapi situasi dan kondisi yang sangat berat. Namun di sini
lain menimbulkan implikasi negatif. Yakni nalar dan pola pikir kita
dibiasakan untuk tidak kreatif dan kritis menganalisa setiap peristiwa
dan fenomena. Kita isadari atau tidak kalimat sederhana dan klise itu
sangat berpotensi untuk mengkonstruksi kebodohan umat manusia.
Sebut saja misalnya, peristiwa AIR MATA BERLIAN yang terjadi pada
seorang gadis asal Sumedang. Di mana matanya sudah mengeluarkan lebih
dari seratus berlian antara 1/4 hingga 1/2 karat berwarna putih bening,
kristal, bahkan beberapa di antaranya berwarna kebiruan, kehijauan dan
merah muda transparan. Gadis itu sempat berkisah kepada salah satu tv
swasta bahwa neneknya lah yang memberi berlian. Keterangan itu dia
dapatkan melalui mimpi yang terjadi sebelum peristiwa itu terjadi.
Tujuan saya menulis di sini, tidak lain untuk menanggapi keterangan
tersebut. Karena beberapa pihak masih penasaran dengan peristiwa yang
terjadi pada gadis asal Sumedang itu. Tak perlu kagetan dan gumunan.
Bisa pula dari peristiwa itu menjadikan pelajaran buat kita semua, jika
memang benar dihadiri neneknya dalam mimpi, hal itu bisa menegaskan
bahwa leluhur masih dapat melakukan banyak hal untuk berinteraksi dengan
anak turunnya yang masih hidup dengan raganya di dimensi bumi. Dan
peristiwa semacam ini sangatlah biasa dan wajar dialami banyak orang.
Tentu saja leluhur yang mampu melakukannya termasuk leluhur yang sewaktu
hidupnya mempunyai prestasi cukup bagus yakni hidupnya berguna untuk
banyak orang, bahkan untuk makhluk lainnya seperti binatang, tumbuhan
dan lingkungan alam. Dengan kata lain, orang-orang yang mampu memberikan
kehidupan kepada seluruh makhluk, welas asih dan sangat berhati-hati
dalam berucap dan bertindak agar supaya tidak menyakiti hati orang lain.
Lantas dari mana berlian itu berasal. Seeprti yang saya garisbawahi,
berlian itu tidak lain adalah milik neneknya ata leluhurnya sendiri.
Karena leluhur dapat menyimpan benda-benda berharga seperti benda
pusaka, emas dan berlian, dengan tujuan kelak akan diwariskan atau
diturunkan kepada anak cucu keturunannya yang terpilih dan pinilih. Maka
tidaklah mengherankan jika di antara para Pembaca yang budiman pernah
mengalami peristiwa yang hampir sama, dengan tulisan ini saya berharap
dapat menambah luas wawasan dan pemahaman. Dengan suatu harapan kita
semua jangan pernah mensia-siakan warisan benda-benda berharga (pusaka)
dari para leluhur kita, termasuk bumi pertiwi, lingkungan alam, dan
nusantara tercinta tempat di mana kita menyandarkan hidup.
Leluhur memiliki beragam cara untuk mewariskan benda-benda pusaka dan
harta benda berharga yang diwariskan kepada anak cucu keturunannya. Ada
yang melalui mimpi dituntun menemukan suatu tempat di mana benda itu
disimpan. Ada pula yang diberikan secara langsung melalui media yang
bersifat senyawa misalnya diberikan berlian melalui air mata, keris
melalui tanah, kedigjayaan melalui air dan angin, kewaskitaan batin
melalui getaran rasa, obat-obatan melalui tumbuhan, dan berbagai unsur
bumi. Dari pemahaman yang tepat akan segala macam peristiwa dan fenomena
alam itulah kita dapat benar-benar memahami keagungan Sang Jagadnata.
Salam sih katresnan untuk seluruh pembaca yang budiman, dimanapun
berada, apapun suku dan keyakinannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar