Sebagai ikan hias, arwana dapat
dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar ukuran akuarium
akan semakin baik, karena arwana memerlukan ruang gerak yang cukup
luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5
kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari
gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan
tutup yang rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong
tutup ke luar akuarium.
Setelah arwana berumur 4 bulan,
pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada akuarium ukuran 75 x
45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2-3
ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat
agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6
ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana menjadi sangat berkurang.
Untuk merangsang keluarnya warna yang
bagus dan pembentukan kromatofora, perlu diberikan pencahayaan buatan
minimal 10-12 jam per hari. Hindari penyalaan lampu secara mendadak,
yang bisa menyebabkan panik, sehingga ikan menabrak kaca atau benda
lainnya dalam akuarium dan ikan menjadi terluka. Manipulasi pencahayaan
sering dapat menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik.
Letakkan lampu di bagian depan akuarium, dan set sudut reflektor
sedemikan rupa sehingga bisa memberikan pantulan yang optimal. Banyak
pilihan lampu dijual dipasaran dengan spektrum bervariasi, lampu
berspektrum penuh akan secara alamiah memantulkan wama-warna alami dari
ikan.
Pada waktu 6-7 bulan setelah ikan dapat berenang bebas, ukuran mencapai 20-25 cm dan dapat dipasarkan.
Perawatan Akuariurn
Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif
banyak dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar
amonia, nitrit, dan nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi
masalah.
Penggantian air dilakukan untuk
memperbaiki kualitas air yang telah menurun akibat banyaknya kotoran
ikan. Oleh karena itu dalam penggantian air yang menggunakan sistem
siphon (menggunakan selang air) sekaligus untuk mengeluarkan sisa-sisa
kotoran ikan dan juga kotoran yang melekat pada kaca. Penggantian air
cukup dilakukan 2 atau 4 minggu sekali dan tidak perlu seluruh air
diganti tetapi cukup sejumlah 30-50 % dari total air. Perlu
diperhatikan bahwa suhu dan pH air pengganti harus relatif sama dengan
air akuarium. Hindari terjadinya fluktuasi kualitas air saat melakukan
penggantian air.
Bersamaan dengan penggantian air dilakukan juga pembersihan media filter mekanik yang digunakan.
Pakan hidup merupakan jenis pakan utama
bagi arwana yang termasuk karnivora. Pakan yang diberikan hendaknya
bervariasi untuk menekan resiko kekurangan gizi tertentu.
Beberapa jenis pakan yang sering
diberikan pada arwana adalah ikan hidup, udang hidup, potongan udang
segar, potongan daging ikan segar, serangga (jangkrik, kecoa,
kelabang), cacing/ulat (cacing sutera, cacing tanah, cacing darah, ulat
hongkong) dan kodok.
Penggunaan pakan hidup perlu didahului
dengan tindakan karantina yang memadai untuk menghindari masuknya bibit
penyakit. Terutama pakan hidup yang berasal atau hidup dalam air,
seperti udang, ikan, atau kodok. Hindari memberikan serangga atau kodok
mati, kecuali anda yakin betul tidak berasal dari area tercemar
insektisida.
Sebelum memberikan pakan hidup,
bagian-bagian tubuh pakan yang diperkirakan dapat melukai mulut ikan
dibuang terlebih dahulu. Seperti kaki belakang kecoa dan jangkrik, atau
rostrum (duri pada kepala) udang. Dapat juga pakan hidup tersebut
dilemahkan sebelum diberikan pada ikan, agar tidak terjadi
“kejar-mengejar” berlebihan dalam ruang akuarium yang sempit. Arwana
yang mengalami kelebihan pakan dalam jangka lama, akan kehilangan nafsu
makan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.
Pakan buatan merupakan hasil ramuan
dengan komposisi yang mencukupi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan arwana
dengan cara melatih dan membiasakan agar arwana mau memakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar